Tidak ada habis-habisnya usaha orang untuk membuat
pesawat terbang yg mampu naik turun tegak lurus (VTOL, vertical take-off and landing). Setelah helicopter ada V-22 osprey yang dikenal sebagai tilttrotor pesawat sayap tetap yang
dapat diubah sudut kedudukan mesinya, sedemikian rupa sehingga baling-balingnya
juga dapat menjadi rotor (pada waktu naik turun). Dan sekarang ada lagi
tiltwing (TW-68) dari ishida. Jika pada tiltrotor hanya mesinya yg ditegakan
dan dihorisontalkan sehingga menghadap ke depan, pada tiltwing seluruh sayap
bisa ditegakan dan dihorisontalkan sehingga kedudukanya seperti sayap pesawat
konvensional. Mesin yg “melekat” pada sayap itu mengikutinya. Dengan demikian
baling-baling tiltwing bisa seperti baling-baling pesawat tetap lainya dan
kalau sayapnya ditegakan baling-balingnya seperti rotot heli.
Sejarah
Tekhnologi tinggal landas dan mendarat tegak lurus, khususnya teknologi
tiltwing sudah dikenal di AS dan kanada tahun 1950-an. Sejak 1995 sampai
1970-an banyak perancangan, perekayasaan dan pembuatan eksperimental serta uji
coba terbang pesawat yang sayapnya dapat ditegakan ini. Diantaranya dilakukan
oleh LTV di Texas yang membuat pesawat
demonstrasi tiltwing XV-142A. juga Canadair yg membuat CL-48. Tetapi kemudian
semuanya tersisih, terdesak proyek-proyek militer perang dan kemudian
terlupakan ketika ekonomi dilanda resesi selama dan sesudah perang teluk.
Walaupun nasibnya seperti tidak jelas, V-22 masih untung. Itu juga, sekiranya
V-22 tidak dihidupkan oleh kalangan militer, mungkin proyek itu juga tidak
pernah muncul ke permukaan.
20 tahun sesudah lesu di AS dan
Canada, kelompok ishida kembali mmbangkitkan pemikiran-pemikiran tentang
tiltwing itu. Jepang kebetulan sedang mengkaji jalan keluar persoalan-persoalan
kritis dalam masalah angkutan di negerinya. Persoalan kerapatan penduduknya
dari pada negeri2 industri lainya (AS,dan eropa), tanah untuk lapangan terbang
yg semakin sulit dan sebagainya
Rancangan
TW 68 menggunakan empat mesin (part and Whitney) yg dikemas dalam dua selongsong.
Dengan demikian pesawat yg seperti juga V22 terbentuk pesawat sayap tetap
konvensional itu akan besar tenaganya untuk naik tegak lurus (V22 mesinya hanya
2). Baling-balingnya yang akan berupa enam daun pada sepasang meisn dirancang
dan diuat oleh Dowty Aerospace. Seperti dijelaskan ishida TW 68 dirancang untuk
pesawat komuter, pesawat eksklusif yang dapat digunakan sewaktu-waktu diubah
menjadi pesawat angkut cepat kargo, pesawat angkut lepas pantai yg dapat dengan
cepat disiapkan untuk evakuasi medis serta SAR. Pesawat VTOL bermesin turboprop
ini dirancang untuk dapat tinggal landas dan mendarat di belipad untuk helicopter
ukuran sedang yang ampu terbang jauh dan berkecepatan cukup tinggi.
Bukan peswat besar, bukan pesawat
tercepat, bukan pesawat tertinggi . tetapi istimewa dan multifungsi
0 comments:
Post a Comment